SAINS ZAMAN
KEGELAPAN
Abad pertengahan di Eropa sering diwarnai dengan
kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan
yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram
sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga
menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung
membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang. Pada
abad ini terjadi zaman kegelapan.
Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi
kemunduran intelek dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia
Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman
kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad
ke-15 Masehi. Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa, Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja
Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi
pemikiran masyarakat serta juga politik.
Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan
kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan
yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah
selatan Laut Tengah berkembang kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi dengan
Islam. Dengan berkembangnya pengaruh Islam, maka semakin banyak pula
tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan Ilmu.
Dalam buku Sejarah Filsafat Ilmu &
Teknologi karangan Burhanuddin Salam (2004), buku Filsafat Ilmu dan
Perkembangannya karangan M. Thoyibi (1997), serta buku Filsafat
Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), disebutkan
beberapa tokoh ilmuwan muslim yang berpengaruh bagi sejarah perkembangan ilmu.
Mereka adalah sebagai berikut:
1)
Al-Fārābi (870 M- 950 M).
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia
Islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi,
pengobatan, bahkan musik.
2)
Al-Khawārizmī (780 M-850 M).
Hasil pemikirannya berdampak besar pada matematika.
3)
Al-Kindi (801
M-873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan Islam. Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang,
geometri, astronomi, astrologi, aritmatika, musik(yang dibangunnya dari
berbagai prinip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik
4)
Al-Ghazali (1058 M-1111 M)
adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di
dunia Barat.
5)
Ibnu
Sina (980 M-1037 M). Ia dikenal
sebagai Avicenna di Dunia Barat. Ia adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan
Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan
dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.
6)
Ibnu
Rusyd (1126 M-1198 M) yang dalam bahasa Latin disebut
dengan Averroes, dan ia adalah
seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu
Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan,
ulasan, essai dan resume.
7)
Ibnu
Khaldun (1332 M-1406 M) adalah seorang sejarawan muslim
dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri
ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.
8)
Jabir Ibnu
Hayyan atau Gebert (721 M-815 M). Dia adalah seorang tokoh Islam
yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
9)
Al-Razi (865 M
-925 M) yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis yang
terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu
penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.
10)
Ibnu
Haitham dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan
nama Alhazen, ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, filsafat, dan teknik penulisan puisi.
11)
Al-Battani (850
M - 929 M) memberikan kontribusi untuk astronomi dan matematika.
Dalam astronomi, Al-Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran
presesi sumbu bumi.
No comments:
Post a Comment